Liputan6.com, Jakarta: Lingkaran
Survei Indonesia (LSI) merilis tokoh yang dinlai paling bersalah terkait
rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Jika harga BBM naik, 34,06
persen responden menyalahkan SBY. Sebanyak 30,79 persen responden
menyalahkan DPR. Sedangkan 17,7 persen menyalahkan Menteri ESDM. Di luar
partai, SBY menjadi aktor yang paling disalahkan dalam hal ini," ungkap
Peneliti LSI Adjie Alfaraby saat jumpa pers di Rawamangun, Jakarta
Timur, Ahad (11/3).
Selain itu, Adjie menambahkan, untuk partai yang disalahkan responden adalah Partai Demokrat. Menurutnya, jika harga BBM naik, 54,27 persen responden menyalahkan Partai Demokrat, sebanyak 34,16 persen responden menjawab tidak tahu atau tak menjawab. Hanya 11,67 persen responden yang menyalahkan partai lain. "Demokrat menjadi tumpuan kemarahan publik atas kenaikan harga," terangnya.
Seperti diketahui, LSI menyatakan penolakan kenaikan BBM bersubsidi merata di semua lapisan masyarakat terutama terkait segmen ekonomi, masyarakat di desa ataupun kota, laki atau perempuan, level pendidikan, dan sebagainya.
Dalam catatannya, hasil survei LSI ini menggunakan metode Quick Poll, sebanyak 86,60 persen publik tidak setuju kenaikan harga BBM. Sementara 11,26 persen publik setuju, sedangkan sisanya atau 2,14 persen publik mengaku tidak tahu/tidak mau menjawab.(ADI/ULF)
sumber
0 komentar para pengunjung:
Posting Komentar